Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit |
Assalamualaikum, sahabat buat makalah online kali ini admin akan bagikan sebuah artikel yang berjudul Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit. Makalah ini dibuat oleh Ilham Ramdhan Gumelar, S.Kom.I alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kita selaku umat manusia
dan sebagai hamba Allah diwajibkan untuk beribadah kepada-Nya dalam keadaan
apapun baik ketika kita sehat/mampu melaksanakannya ataupun dikala kita ditimpa
sakit dan kurang mampu melaksanakan ibadah sebagaimana mestinya.
Dalam hal ini kita harus
memahami bagaimana prosedur beribadah dalam keadaan apapun sehingga kita tetap
mampu melaksanakannya. Sebagai salah satu kasus yaitu bagaimana kita beribadah
seperti sholat
beserta wudhunya atau diganti dengan tayamum, disaat seseorang sedang sakit/
menjadi pasien rumah sakit. Pasien sudah barang tentu mempunyai kendala dan
keterbatasan dalam melakukan hal tersebut. Dalam keadaan seperti ini diperlukan adanya pembimbing/mursyid untuk
membantu pasien dalam beribadah serta melakukan hal-hal yang berkaitan dengan
syariat Islam, dan hal ini termasuk dari hasil pembelajaran dalam keperawatan
rohani islam. Untuk itu sebagai praktik dalam keperawatan rohani islam,
profesi sebagai pembimbing ibadah orang sakit perlu diikaji lebih dalam supaya
menghasilkan manfaat yang real.
B. Tujuan
Kunjungan dan Simulasi
Adapun tujuan
kunjungan dan simulasi yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
a. Untuk
mengkaji dan lebih memahami standar operasional prosedur (SOP) serta pelayanan
keperawatan mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan shalat bagi pasien
rumah sakit/orang sakit.
b. Untuk menambah wawasan melalui praktek secara langsung
C. Manfaat
Kunjungan dan Simulasi
Manfaat yang
dapat diperoleh dari kunjungan dan simulasi yang telah dilaksanakan yaitu dapat
memberikan pemahaman dan gambaran yang lebih jelas tentang pelayanan
keperawatan mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan shalat bagi pasien
rumah sakit/orang sakit.
D. Sasaran
serta
Jadwal Kunjungan dan Simulasi
Adapun sasaran
dan jadwal kunjungan yang telah dilaksanakan yaitu:
Sasaran : AKPER Aisyiah Bandung
Jadwal
Kunjungan : Selasa, 19 Oktober 2010
Jadwal
Simulasi : Kamis, 11 November 2010
E. Teknik
Pengumpulan Data dan Informasi
Adapun teknik
pengumpulan data dan informasi mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan
shalat bagi pasien rumah sakit/orang sakit adalah melalui diskusi dan simulasi.
F. Sumber
Data dan Informasi
Data-data serta
informasi yang telah terkumpul diperoleh dari mahasiswa-mahasiswa dan
koordinator simulasi di AKPER Aisyah.
Anda sedang membaca Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit
BAB II
HASIL KUNJUNGAN DAN SIMULASI
A. Standar
Operasional Prosedur
Standar
operasional prosedur (SOP) merupakan suatu implementasi tertulis yang berupa
langkah-langkah tindakan yang harus dilaksanakan dari pengkajian yang telah
dilaksanakan. Pengkajian tersebut meliputi ibadah pokok, ibadah tambahan,
bimbingan, konseling dan pasien berkebutuhaan khusus.
Bentuk-bentuk standar operasional prosedur
tersebut diantaranya:
1.
STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ISTINJA BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN
KEPERAWATAN
|
|
MEMBIMBING
BERSUCI (ISTINJA)
|
|
PENGERTIAN
|
Kegiatan
membersihkan najis dan hadas sebelum wudhu dan tayamum
|
TUJUAN
|
Sebagai
upaya untuk menghilangkan najis
|
RUANG LINGKUP
|
1.
pasien-pasien yang dirawatn yang mengalami
gangguan pemenuhan aktivitas spiritual ibadah bersuci
2.
pasien yang dawamul
hadats (menggunakan colostomy, water seal drainage, dekompresi lambung,
enema permanen, peritoneal permanen, hemodialisa, drain, cystostemy)
3.
pada semua perlengkapan alat yang sedang digunakan
pasien yang terkena najis
|
PROSEDUR
|
1.
Persiapan alat
1.1.
Baki beralas
1.2.
Air dalam tempat/baskom
1.3.
Tisu kering/basah/spon/kassa/kain bersih/kapas
lembab dalam tempatnya
1.4.
Perlak dan alas perlak
1.5.
Handuk kering/lap bersih
1.6.
Bengkok/plastik sampah
1.7.
Sarung tangan, masker, baju kerja (barakshot)
2.
Persiapan pasien
2.1.
Melakukan 3S (salam,
sapa, senyum)
2.2.
Menjelaskan tentang prosedur dan tujuan istinja
kepada pasien
2.3.
Membaca basmallah
3.
Pelaksanaan
3.1.
Pasang sampiran/scherem
3.2.
Cuci tangan dengan disinfektan dan keringkan
3.3.
Gunakan barakschort, masker dan sarung tangan
3.4.
Siapkan dan dekatkan alat-alat
3.5.
Bersihkan area yang perlu dibersihkan (jika yang
dibersihkan adalah alat kelamin pria, maka caranya dengan dipasang selang
kateter dan diurut dari pangkal hingga ujung)
3.6.
Buang bahan bekas pakai ke dalam bengkok/plastik
sampah
3.7.
Ucapkan hamdallah
bersama pasien
3.8.
Membereskan alat-alat
3.9.
Perawat mencuci
tangan
|
DOKUMEN TERKAIT
|
1.
Tuntunan doa
dan ibadah bagi orang sakit
2.
Bimbingan dan
penyuluhan Islam
|
2. STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) TAYAMUM
BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN
KEPERAWATAN
|
|
MEMBIMBING
BERSUCI (TAYAMUM)
|
|
PENGERTIAN
|
Bersengaja
menggunakan tanah/debu untuk mengusap muka dan kedua telapak tangan sampai
siku disertai dengan niat sebagai pengganti wudhu
|
TUJUAN
|
Sebagai
acuan langkah-langkah dalam membimbing pasien untuk bersuci (tayamum)
|
RUANG LINGKUP
|
1.
pasien-pasien yang dirawat yang mengalami gangguan
pemenuhan aktivitas spiritual ibadah bersuci
2.
pasien dalam keadaan sakit sehingga tidak mampu
bergerak untuk mengambil air wudhu dan
khawatir waktu shalat akan habis
3.
pasien yang kontra indikasi terkena air
memperlambat penyembuhan maka bersuci dengan tayamum
|
PROSEDUR
|
1.
Persiapan alat
1.1.
Tanah yang halus di dalam baki atau debu yang
menempel pada bantal, dinding, kasur atau kaca
2.
Persiapan pasien
2.1.
Melakukan 3S (salam,
sapa, senyum)
2.2.
Validasi keadaan pasien dan pastikan tidak ada
kontraindikasi
2.3.
Menjelaskan tentang prosedur dan tujuan tayamum sebagai
pengganti wudhu kepada pasien
2.4.
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
2.5.
Mengatur posisi pasien sesuai kemampuan
3.
Pelaksanaan
3.1.
Perawat mencuci tangan dengan memakai disinfektan
dan keringkan
3.2.
Gunakan barakschort dan sarung tangan
3.3.
Membaca basmalah
3.4.
Mengingatkan pasien untuk berniat
3.5.
Siapkan dan dekatkan alat
3.6.
Menepukan kedua telapak tangan kepada tanah halus
atau benda-benda yang mengandung debu (dinding, bantal, dsb)
3.7.
Mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah
3.8.
Menepukan kembali telapak tangan pada debu dengan
tempat yang berbeda
3.9.
Mengusapkan telapak tangan kiri pada tangan kanan,
mulai dari bagian punggung tangan sampai siku, kemudian mengusap bagian dalam
tangan dari siku ke depan hingga pergelangan tangan (untuk pasien yang
terpasang gips/perban maka usaplah bagian gips/perban tersebut)
3.10.
Mengusapkan telapak tangan kanan pada tangan kiri,
mulai dari bagian punggung tangan sampai siku, kemudian mengusap bagian dalam
tangan dari siku ke depan hingga pergelangan tangan (untuk pasien yang
terpasang gips/perban maka usaplah bagian gips/perban tersebut)
3.11.
Membimbing pasien untuk membaca doa setelah
tayamum
3.12.
Membaca hamdalah bersama-sama
3.13.
Membereskan alat-alat
|
DOKUMEN TERKAIT
|
1.
Tuntunan doa
dan ibadah bagi orang sakit
2.
Bimbingan dan
penyuluhan Islam
|
3. STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP)
BERWUDHU BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN
KEPERAWATAN
|
|
MEMBIMBING
BERSUCI (BERWUDHU)
|
|
PENGERTIAN
|
Membimbing
pasien bersuci dari hadas kecil dengan cara membasuh muka dan kedua tangan
sampai siku, menyapu kepala dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki dengan
air yang suci secara tertib
|
TUJUAN
|
Sebagai
acuan langkah-langkah dalam membimbing pasien dalam bersuci
|
RUANG LINGKUP
|
1.
Pasien-pasien yang dirawat dan mengalami gangguan
pemenuhan aktivitas spiritual ibadah (bersuci)
2.
Pasien dalam keadaan sakit sehingga tidak mampu
bergerak dan mengambil wudhu
|
PROSEDUR
|
1.
Persiapan alat
1.1.
Air untuk bersuci dalam ember
1.2.
2 buah waskom + gayung / 1 buah waskom + teko /
semprotan
1.3.
Wasplap
1.4.
Perlak dan alas perlak
1.5.
Handuk/lap
1.6.
Sarung tangan, barakschort
2.
Persiapan pasien
2.1.
Melakukan 3S (salam,
sapa, senyum)
2.2.
Menanyakan keadaan pasien (mampu/tidak mampu berwudhu)
2.3.
Menjelaskan prosedur dan tujuan wudhu
2.4.
Mengatur posisi pasien (tidur, duduk, setengah duduk,
berbaring)
2.5.
Membuka tutup kepala dan menggulung baju (jika
perlu)
2.6.
Memberikan kesempatan pasien
untuk bertanya
3.
Pelaksanaan
3.1.
Perawat mencuci tangan dengan menggunakan
disinfektan dan dikeringkan
3.2.
Gunakan barakschort dan sarung
tangan
3.3.
Membaca basmalah
3.4.
Mengingatkan pasien
untuk berniat
3.5.
Siapkan dan dekatkan alat
3.5.1. Menggunakan air yang mengalir
3.5.1.1.
Alirkan air ke tangan pasien
3.5.1.2.
Basuh jari-jari tangan dan kedua telapak tangan
3.5.1.3.
Berkumur maksikmal 3 kali
3.5.1.4.
Istinsak (menghirup air ke dalam hidung dan
mengeluarkannya kembali) maksimal 3 kali
3.5.1.5.
Membasuh muka
3.5.1.6.
Mencuci kedua tangan sampai siku 3 kali
3.5.1.7.
Mencuci kedua tangan sampai siku dimulai dari
tangan kanan
3.5.1.8.
Mengusap kepala sampai dengan tengkuk dan
dikembalikan ke depan dilanjutkan dengan mengusap kedua daun telinga
3.5.1.9.
Membasuh kedua kaki hingga mata kaki dimulai dari kaki
kanan
3.5.2. Menggunakan waslap
3.5.2.1.
Basahi waslap dengan cara mengalirkan air sampai
lembab (dilakukan pada setiap kali mengusap anggota wudhu)
3.5.2.2.
Mengusap seluruh bagian wajah secara merata
3.5.2.3.
Mengusap kedua tangan sampai siku dimulai dari
tangan kanan
3.5.2.4.
Mengusap bagian kepala
3.5.2.5.
Mengusap kedua daun telinga
3.5.2.6.
Mengusap kedua kaki hingga mata kaki dimulai dari
kaki kanan
3.5.3. Menggunakan spray
3.5.3.1.
Alirkan air ke tangan
pasien
3.5.3.2.
Membasuh jari-jari tangan dan kedua telapak tangan
3.5.3.3.
Berkumur maksimal 3 kali
3.5.3.4.
Istinsak (menghirup air ke dalam hidung dan
mengeluarkannya kembali)
3.5.3.5.
Membasuh muka maksimal 3 kali
3.5.3.6.
Membasuh kedua belah tangan sampai siku dimulai
dari tangan kanan (untuk pasien yang terpasang gips/perban, maka usaplah
bagian gips/perban tersebut)
3.5.3.7.
Mengusap kepala sampai dengan tengkuk dan
dikembalikan kedepan, dilanjutkan dengan mengusap kedua daun telinga
3.5.3.8.
Membasuh kaki hingga mata kaki dan dimulai dari
kaki kanan
3.6.
Bimbing pasien untuk membaca doa setelah berwudhu
3.7.
Keringkan sisa air wudhu
3.8.
Bereskan alat-alat
|
DOKUMEN TERKAIT
|
1.
Tuntunan doa
dan ibadah bagi orang sakit
2.
Bimbingan dan
penyuluhan Islam
|
4. STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) SHALAT
BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN
KEPERAWATAN
|
|
IBADAH SHALAT
|
|
PENGERTIAN
|
Shalat
adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat
yangtelah ditentukan
|
TUJUAN
|
Sebagai
langkah-langkah dalam membimbing ibadah shalat pasien
|
RUANG LINGKUP
|
1.
Pasien yang dirawat yang megalami gangguan
pemenuhan aktivitas spiritual ibadah shalat
|
PROSEDUR
|
1.
Persiapan
1.1.
Persiapan alat
1.1.1.
Pakaian bersih/mukena/pakaian yang menutup aurat
1.1.2.
Sajadah/alas shalat
1.2.
Persiapan pasien
1.2.1.
Melakukan 3S (salam,
sapa, senyum)
1.2.2.
Mengingatkan pasien waktu shalat telah tiba
1.2.3.
Jelaskan prosedur dan tujuan
1.2.4.
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
1.2.5.
Pastikan pasien bahwa ia telah bersuci
1.2.6.
Pastikan bahwa tampat shalat sudah bersih, aman
dan nyaman
2.
Pelaksanaan
2.1.
Perawat mencuci tangan dengan menggunakan
disinfektan dan dikeringkan
2.2.
Pasang sampiran jika perlu
2.3.
Membantu pasien untuk menutup aurat
2.4.
Atur pasien senyaman mungkin sesuai dengan
kemampuannya (berdiri, duduk atau berbaring)
2.5.
Hadapkan pasien ke arah kiblat bila memungkinkan,
jika tidak memungkinkan anjurkan pasien untuk berniat menghadap kiblat
2.6.
Dampingi pasien selama melakukan shalat
2.7.
Bimbing pasien untuk memelai melaksanakan shalat
dengan urutan:
2.7.1.
Niat dalam hati
2.7.2.
Mengangkat kedua telapak tangan sambil takbiratul
ihram sesuai kemampuan
2.7.3.
Menyimpan kedua telapak tangan di atas perut,
tengan kanan di atas tangan kiri
2.7.4.
Membaca do’a iftitah
2.7.5.
Membaca Al-fatihah
2.7.6.
Mambaca surat atau ayat Al-quran yang pasien hapal
2.7.7.
Melakukan ruku dengan meletakan tangan di atas
kedua lutut diikuti dengan menundukan kepala dan membaca do’a ruku sesuai
dengan kemampuan pasien
2.7.8.
Bangkit dari ruku, jika mampu sambil mengangkat
tangan dengan membaca do’a
2.7.9.
Membaca takbir untuk kemudian sujud, jika tidak
mampu cukup dengan menundukan kepala
2.7.10.
Membaca takbir untuk bangkit dari sujud dan duduk
di antara dua sujud dan membaca do’a
2.7.11.
Membaca takbir untuk kemudian sujud, jika tidak
mampu cukup dengan menundukan kepala
2.7.12.
Bangkit dari sujud kembali pada posisi nomor
2.7.3., melakukan rakaat kedua dimulai dari prosedur nomor 2.7.6. s/d 2.7.12.
2.7.13.
Ingatkan dan anjurkan pasien untuk melakukan
tasyahud awal setelah sujud kedua (terutama untuk shalat selain subuh dan
shalat yang tidak dijama)
2.7.14.
Melakukan rakaat ketiga dan keempat (untuk shalat
yang empat rakaat, sesuai dengan prosedur nomor 2.7.6. s/d 2.7.12
2.7.15.
Ingatkan untuk tasyahud akhir jika mampu dilakukan
dengan posisi duduk tawaruk atau semampunya
2.7.16.
Membaca salam
2.8.
Anjurkan pasien mambaca hamdalah dan berdo’a
setelah shalat
2.9.
Posisikan psien dengan nyaman
2.10.
Rapikan dansimpan alat
|
DOKUMEN TERKAIT
|
1.
Tuntunan doa
dan ibadah bagi orang sakit
2.
Bimbingan dan
penyuluhan Islam
|
B. Simulasi
Simulasi
bimbingan spiritual yang mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan shalat
bagi pasien rumah sakit/orang sakit dilaksanakan dengan cara mengikuti standar operasional
prosedur (SOP) yang sudah ada.
1.
Dari simulasi yang telah dilaksanakan,
didapat beberapa informasi tentang teknik bimbingan yang harus dikuasai, yaitu
sebagai berikut:
a. Penerimaan
(acceptance), sebagai penghargaan yang positif, membuka diri, memberikan suatu
bentuk perhatian kepedulian (respect) kepada pasien.
b. Pemahaman
(understanding), pembimbing memberikan suatu kecendrungan dengan menyelami dan
mempelajari tingkah laku, pikiran, perasaan pasien sedalam mungkin.
c. Kesejatian
dan keterbukaan (authenticity), untuk
dapat memuaskan perasaan pasien, kedua istilah ini menjadi suatu pengungkap
kualitas yang esensial sebagai pembimbing.
C. Kendala
Beberapa kendala dalam simulasi yang telah
dilaksanakan, diantaranya:
1. Interpersonal komunikasi
2. Kesulitan dalam praktik/peragaan sesuai SOP yang ada
3. Keefektifan praktik/peragaan dengan alat/bahan yang
ada
Anda sedang membaca Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Pembimbing
Ibadah di rumah sakit merupakan hal yang sentral dalam membimbing pasien
beribadah yang dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)
b. Standar
operasional prosedur (SOP) merupakan suatu implementasi tertulis yang berupa
langkah-langkah tindakan yang harus dilaksanakan dari pengkajian yang telah
dilaksanakan. Yang meliputi bimbingan istinja, bimbingan wudhu, bimbingan
tayamum, dan bimbingan shalat.
c. Teknik
bimbingan yang harus dikuasai oleh mursyid
1. Penerimaan
(acceptance), sebagai penghargaan yang positif, membuka diri, memberikan suatu
bentuk perhatian kepedulian (respect) kepada pasien.
2. Pemahaman
(understanding), pembimbing memberikan suatu kecendrungan dengan menyelami dan
mempelajari tingkah laku, pikiran, perasaan pasien sedalam mungkin.
3. Kesejatian
dan keterbukaan (authenticity), untuk
dapat memuaskan perasaan pasien, kedua istilah ini menjadi suatu pengungkap
kualitas yang esensial sebagai pembimbing.
2. Saran
Untuk
mengefektifkan proses belajar mengajar dalam hal ini yang berhubungan dengan
mata kuliah berbobot praktik, kelengkapan sarana dan prasarana sangatlah
dibutuhkan. Selain itu antusias mahasiswa harus tinggi demi tercapainya tujuan
dari mata kuliah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Zainal, Isep Arifin. BIMBINGN PENYULUHAN ISLAM (Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi
Islam). Jakarta : Rajawali Pers, 2009.
Standar operasional prosedur (SOP) AKPER Aisyiah
Standar operasional prosedur (SOP) RSUD Al-Ihsan Prov.
Jawa Barat