Jumat, 25 Desember 2015

Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit

Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit
Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit


Assalamualaikum, sahabat buat makalah online kali ini admin akan bagikan sebuah artikel yang berjudul Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit. Makalah ini dibuat oleh Ilham Ramdhan Gumelar, S.Kom.I alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung 

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kita selaku umat manusia dan sebagai hamba Allah diwajibkan untuk beribadah kepada-Nya dalam keadaan apapun baik ketika kita sehat/mampu melaksanakannya ataupun dikala kita ditimpa sakit dan kurang mampu melaksanakan ibadah sebagaimana mestinya.
Dalam hal ini kita harus memahami bagaimana prosedur beribadah dalam keadaan apapun sehingga kita tetap mampu melaksanakannya. Sebagai salah satu kasus yaitu bagaimana kita beribadah seperti sholat beserta wudhunya atau diganti dengan tayamum, disaat seseorang sedang sakit/ menjadi pasien rumah sakit. Pasien sudah barang tentu mempunyai kendala dan keterbatasan dalam melakukan hal tersebut. Dalam keadaan seperti ini diperlukan adanya pembimbing/mursyid untuk membantu pasien dalam beribadah serta melakukan hal-hal yang berkaitan dengan syariat Islam, dan hal ini termasuk dari hasil pembelajaran dalam keperawatan rohani islam. Untuk itu sebagai praktik dalam keperawatan rohani islam, profesi sebagai pembimbing ibadah orang sakit perlu diikaji lebih dalam supaya menghasilkan manfaat yang real.

B.  Tujuan Kunjungan dan Simulasi
Adapun tujuan kunjungan dan simulasi yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
a.       Untuk mengkaji dan lebih memahami standar operasional prosedur (SOP) serta pelayanan keperawatan mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan shalat bagi pasien rumah sakit/orang sakit.
b.      Untuk menambah wawasan melalui praktek secara langsung
C.  Manfaat Kunjungan dan Simulasi
Manfaat yang dapat diperoleh dari kunjungan dan simulasi yang telah dilaksanakan yaitu dapat memberikan pemahaman dan gambaran yang lebih jelas tentang pelayanan keperawatan mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan shalat bagi pasien rumah sakit/orang sakit.
D.  Sasaran serta Jadwal Kunjungan dan Simulasi
Adapun sasaran dan jadwal kunjungan yang telah dilaksanakan yaitu:
Sasaran                   : AKPER Aisyiah Bandung
Jadwal Kunjungan : Selasa, 19 Oktober 2010
Jadwal Simulasi      : Kamis, 11 November 2010
E.  Teknik Pengumpulan Data dan Informasi
Adapun teknik pengumpulan data dan informasi mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan shalat bagi pasien rumah sakit/orang sakit adalah melalui diskusi dan simulasi.
F.   Sumber Data dan Informasi
Data-data serta informasi yang telah terkumpul diperoleh dari mahasiswa-mahasiswa dan koordinator simulasi di AKPER Aisyah.

Anda sedang membaca Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit
BAB II
HASIL KUNJUNGAN DAN SIMULASI

A.      Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur (SOP) merupakan suatu implementasi tertulis yang berupa langkah-langkah tindakan yang harus dilaksanakan dari pengkajian yang telah dilaksanakan. Pengkajian tersebut meliputi ibadah pokok, ibadah tambahan, bimbingan, konseling dan pasien berkebutuhaan khusus.
Bentuk-bentuk standar operasional prosedur tersebut diantaranya:
1.        STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ISTINJA BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN KEPERAWATAN
MEMBIMBING BERSUCI (ISTINJA)
PENGERTIAN
Kegiatan membersihkan najis dan hadas sebelum wudhu dan tayamum
TUJUAN
Sebagai upaya untuk menghilangkan najis
RUANG LINGKUP
1.         pasien-pasien yang dirawatn yang mengalami gangguan pemenuhan aktivitas spiritual ibadah bersuci
2.         pasien yang dawamul hadats (menggunakan colostomy, water seal drainage, dekompresi lambung, enema permanen, peritoneal permanen, hemodialisa, drain, cystostemy)
3.         pada semua perlengkapan alat yang sedang digunakan pasien yang terkena najis
PROSEDUR
1.         Persiapan alat
1.1.  Baki beralas
1.2.  Air dalam tempat/baskom
1.3.  Tisu kering/basah/spon/kassa/kain bersih/kapas lembab dalam tempatnya
1.4.  Perlak dan alas perlak
1.5.  Handuk kering/lap bersih
1.6.  Bengkok/plastik sampah
1.7.  Sarung tangan, masker, baju kerja (barakshot)

2.          Persiapan pasien
2.1.  Melakukan 3S (salam, sapa, senyum)
2.2.  Menjelaskan tentang prosedur dan tujuan istinja kepada pasien
2.3.  Membaca basmallah

3.          Pelaksanaan
3.1.  Pasang sampiran/scherem
3.2.  Cuci tangan dengan disinfektan dan keringkan
3.3.  Gunakan barakschort, masker dan sarung tangan
3.4.  Siapkan dan dekatkan alat-alat
3.5.  Bersihkan area yang perlu dibersihkan (jika yang dibersihkan adalah alat kelamin pria, maka caranya dengan dipasang selang kateter dan diurut dari pangkal hingga ujung)
3.6.  Buang bahan bekas pakai ke dalam bengkok/plastik sampah
3.7.  Ucapkan hamdallah bersama pasien
3.8.  Membereskan alat-alat
3.9.  Perawat mencuci tangan
DOKUMEN TERKAIT
1.      Tuntunan doa dan ibadah bagi orang sakit
2.      Bimbingan dan penyuluhan Islam

2.      STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TAYAMUM BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN KEPERAWATAN
MEMBIMBING BERSUCI (TAYAMUM)
PENGERTIAN
Bersengaja menggunakan tanah/debu untuk mengusap muka dan kedua telapak tangan sampai siku disertai dengan niat sebagai pengganti wudhu
TUJUAN
Sebagai acuan langkah-langkah dalam membimbing pasien untuk bersuci (tayamum)
RUANG LINGKUP
1.         pasien-pasien yang dirawat yang mengalami gangguan pemenuhan aktivitas spiritual ibadah bersuci
2.         pasien dalam keadaan sakit sehingga tidak mampu bergerak untuk  mengambil air wudhu dan khawatir waktu shalat akan habis
3.         pasien yang kontra indikasi terkena air memperlambat penyembuhan maka bersuci dengan tayamum
PROSEDUR
1.         Persiapan alat
1.1.       Tanah yang halus di dalam baki atau debu yang menempel pada bantal, dinding, kasur atau kaca

2.         Persiapan pasien
2.1.       Melakukan 3S (salam, sapa, senyum)
2.2.       Validasi keadaan pasien dan pastikan tidak ada kontraindikasi
2.3.       Menjelaskan tentang prosedur dan tujuan tayamum sebagai pengganti wudhu kepada pasien
2.4.       Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
2.5.       Mengatur posisi pasien sesuai kemampuan

3.         Pelaksanaan
3.1.       Perawat mencuci tangan dengan memakai disinfektan dan keringkan
3.2.       Gunakan barakschort dan sarung tangan
3.3.       Membaca basmalah
3.4.       Mengingatkan pasien untuk berniat
3.5.       Siapkan dan dekatkan alat
3.6.       Menepukan kedua telapak tangan kepada tanah halus atau benda-benda yang mengandung debu (dinding, bantal, dsb)
3.7.       Mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah
3.8.       Menepukan kembali telapak tangan pada debu dengan tempat yang berbeda
3.9.       Mengusapkan telapak tangan kiri pada tangan kanan, mulai dari bagian punggung tangan sampai siku, kemudian mengusap bagian dalam tangan dari siku ke depan hingga pergelangan tangan (untuk pasien yang terpasang gips/perban maka usaplah bagian gips/perban tersebut)
3.10.   Mengusapkan telapak tangan kanan pada tangan kiri, mulai dari bagian punggung tangan sampai siku, kemudian mengusap bagian dalam tangan dari siku ke depan hingga pergelangan tangan (untuk pasien yang terpasang gips/perban maka usaplah bagian gips/perban tersebut)
3.11.   Membimbing pasien untuk membaca doa setelah tayamum
3.12.   Membaca hamdalah bersama-sama
3.13.   Membereskan alat-alat
DOKUMEN TERKAIT
1.      Tuntunan doa dan ibadah bagi orang sakit
2.      Bimbingan dan penyuluhan Islam

3.      STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BERWUDHU BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN KEPERAWATAN
MEMBIMBING BERSUCI (BERWUDHU)
PENGERTIAN
Membimbing pasien bersuci dari hadas kecil dengan cara membasuh muka dan kedua tangan sampai siku, menyapu kepala dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki dengan air yang suci secara tertib
TUJUAN
Sebagai acuan langkah-langkah dalam membimbing pasien dalam bersuci
RUANG LINGKUP
1.         Pasien-pasien yang dirawat dan mengalami gangguan pemenuhan aktivitas spiritual ibadah (bersuci)
2.         Pasien dalam keadaan sakit sehingga tidak mampu bergerak dan mengambil wudhu
PROSEDUR
1.         Persiapan alat
1.1.       Air untuk bersuci dalam ember
1.2.       2 buah waskom + gayung / 1 buah waskom + teko / semprotan
1.3.       Wasplap
1.4.       Perlak dan alas perlak
1.5.       Handuk/lap
1.6.       Sarung tangan, barakschort

2.         Persiapan pasien
2.1.       Melakukan 3S (salam, sapa, senyum)
2.2.       Menanyakan keadaan pasien (mampu/tidak mampu berwudhu)
2.3.       Menjelaskan prosedur dan tujuan wudhu
2.4.       Mengatur posisi pasien (tidur, duduk, setengah duduk, berbaring)
2.5.       Membuka tutup kepala dan menggulung baju (jika perlu)
2.6.       Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

3.         Pelaksanaan
3.1.       Perawat mencuci tangan dengan menggunakan disinfektan dan dikeringkan
3.2.       Gunakan barakschort dan sarung tangan
3.3.       Membaca basmalah
3.4.       Mengingatkan pasien untuk berniat
3.5.       Siapkan dan dekatkan alat
3.5.1.      Menggunakan air yang mengalir
3.5.1.1.     Alirkan air ke tangan pasien
3.5.1.2.     Basuh jari-jari tangan dan kedua telapak tangan
3.5.1.3.     Berkumur maksikmal 3 kali
3.5.1.4.     Istinsak (menghirup air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali) maksimal 3 kali
3.5.1.5.     Membasuh muka
3.5.1.6.     Mencuci kedua tangan sampai siku 3 kali
3.5.1.7.     Mencuci kedua tangan sampai siku dimulai dari tangan kanan
3.5.1.8.     Mengusap kepala sampai dengan tengkuk dan dikembalikan ke depan dilanjutkan dengan mengusap kedua daun telinga
3.5.1.9.     Membasuh kedua kaki hingga mata kaki dimulai dari kaki kanan
3.5.2.      Menggunakan waslap
3.5.2.1.     Basahi waslap dengan cara mengalirkan air sampai lembab (dilakukan pada setiap kali mengusap anggota wudhu)
3.5.2.2.     Mengusap seluruh bagian wajah secara merata
3.5.2.3.     Mengusap kedua tangan sampai siku dimulai dari tangan kanan
3.5.2.4.     Mengusap bagian kepala
3.5.2.5.     Mengusap kedua daun telinga
3.5.2.6.     Mengusap kedua kaki hingga mata kaki dimulai dari kaki kanan
3.5.3.      Menggunakan spray
3.5.3.1.     Alirkan air ke tangan pasien
3.5.3.2.     Membasuh jari-jari tangan dan kedua telapak tangan
3.5.3.3.     Berkumur maksimal 3 kali
3.5.3.4.     Istinsak (menghirup air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali)
3.5.3.5.     Membasuh muka maksimal 3 kali
3.5.3.6.     Membasuh kedua belah tangan sampai siku dimulai dari tangan kanan (untuk pasien yang terpasang gips/perban, maka usaplah bagian gips/perban tersebut)
3.5.3.7.     Mengusap kepala sampai dengan tengkuk dan dikembalikan kedepan, dilanjutkan dengan mengusap kedua daun telinga
3.5.3.8.     Membasuh kaki hingga mata kaki dan dimulai dari kaki kanan
3.6.       Bimbing pasien untuk membaca doa setelah berwudhu
3.7.       Keringkan sisa air wudhu
3.8.       Bereskan alat-alat
DOKUMEN TERKAIT
1.      Tuntunan doa dan ibadah bagi orang sakit
2.      Bimbingan dan penyuluhan Islam

4.      STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SHALAT BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
PELAYANAN KEPERAWATAN
IBADAH SHALAT
PENGERTIAN
Shalat adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yangtelah ditentukan
TUJUAN
Sebagai langkah-langkah dalam membimbing ibadah shalat pasien
RUANG LINGKUP
1.      Pasien yang dirawat yang megalami gangguan pemenuhan aktivitas spiritual ibadah shalat
PROSEDUR
1.         Persiapan
1.1.       Persiapan alat
1.1.1.           Pakaian bersih/mukena/pakaian yang menutup aurat
1.1.2.           Sajadah/alas shalat
1.2.       Persiapan pasien
1.2.1.           Melakukan 3S (salam, sapa, senyum)
1.2.2.           Mengingatkan pasien waktu shalat telah tiba
1.2.3.           Jelaskan prosedur dan tujuan
1.2.4.           Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
1.2.5.           Pastikan pasien bahwa ia telah bersuci
1.2.6.           Pastikan bahwa tampat shalat sudah bersih, aman dan nyaman
2.         Pelaksanaan
2.1.       Perawat mencuci tangan dengan menggunakan disinfektan dan dikeringkan
2.2.       Pasang sampiran jika perlu
2.3.       Membantu pasien untuk menutup aurat
2.4.       Atur pasien senyaman mungkin sesuai dengan kemampuannya (berdiri, duduk atau berbaring)
2.5.       Hadapkan pasien ke arah kiblat bila memungkinkan, jika tidak memungkinkan anjurkan pasien untuk berniat menghadap kiblat
2.6.       Dampingi pasien selama melakukan shalat
2.7.       Bimbing pasien untuk memelai melaksanakan shalat dengan urutan:
2.7.1.           Niat dalam hati
2.7.2.           Mengangkat kedua telapak tangan sambil takbiratul ihram sesuai kemampuan
2.7.3.           Menyimpan kedua telapak tangan di atas perut, tengan kanan di atas tangan kiri
2.7.4.           Membaca do’a iftitah
2.7.5.           Membaca Al-fatihah
2.7.6.           Mambaca surat atau ayat Al-quran yang pasien hapal
2.7.7.           Melakukan ruku dengan meletakan tangan di atas kedua lutut diikuti dengan menundukan kepala dan membaca do’a ruku sesuai dengan kemampuan pasien
2.7.8.           Bangkit dari ruku, jika mampu sambil mengangkat tangan dengan membaca do’a
2.7.9.           Membaca takbir untuk kemudian sujud, jika tidak mampu cukup dengan menundukan kepala
2.7.10.       Membaca takbir untuk bangkit dari sujud dan duduk di antara dua sujud dan membaca do’a
2.7.11.       Membaca takbir untuk kemudian sujud, jika tidak mampu cukup dengan menundukan kepala
2.7.12.       Bangkit dari sujud kembali pada posisi nomor 2.7.3., melakukan rakaat kedua dimulai dari prosedur nomor 2.7.6. s/d 2.7.12.
2.7.13.       Ingatkan dan anjurkan pasien untuk melakukan tasyahud awal setelah sujud kedua (terutama untuk shalat selain subuh dan shalat yang tidak dijama)
2.7.14.       Melakukan rakaat ketiga dan keempat (untuk shalat yang empat rakaat, sesuai dengan prosedur nomor 2.7.6. s/d 2.7.12
2.7.15.       Ingatkan untuk tasyahud akhir jika mampu dilakukan dengan posisi duduk tawaruk atau semampunya
2.7.16.       Membaca salam
2.8.       Anjurkan pasien mambaca hamdalah dan berdo’a setelah shalat
2.9.       Posisikan psien dengan nyaman
2.10.   Rapikan dansimpan alat
DOKUMEN TERKAIT
1.      Tuntunan doa dan ibadah bagi orang sakit
2.      Bimbingan dan penyuluhan Islam


B.       Simulasi
Simulasi bimbingan spiritual yang mengenai bimbingan istinja, tayamum, wudhu, dan shalat bagi pasien rumah sakit/orang sakit dilaksanakan dengan cara mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ada.
1.      Dari simulasi yang telah dilaksanakan, didapat beberapa informasi tentang teknik bimbingan yang harus dikuasai, yaitu sebagai berikut:
a.    Penerimaan (acceptance), sebagai penghargaan yang positif, membuka diri, memberikan suatu bentuk perhatian kepedulian (respect) kepada pasien.
b.    Pemahaman (understanding), pembimbing memberikan suatu kecendrungan dengan menyelami dan mempelajari tingkah laku, pikiran, perasaan pasien sedalam mungkin.
c.    Kesejatian dan keterbukaan (authenticity),  untuk dapat memuaskan perasaan pasien, kedua istilah ini menjadi suatu pengungkap kualitas yang esensial sebagai pembimbing.

C.      Kendala
Beberapa  kendala dalam simulasi yang telah dilaksanakan, diantaranya:
1.    Interpersonal komunikasi
2.    Kesulitan dalam praktik/peragaan sesuai SOP yang ada
3.    Keefektifan praktik/peragaan dengan alat/bahan yang ada

Anda sedang membaca Kunjungan dan Simulasi Perawatan Rohani Islam di Rumah Sakit  
BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
a.    Pembimbing Ibadah di rumah sakit merupakan hal yang sentral dalam membimbing pasien beribadah yang dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)
b.    Standar operasional prosedur (SOP) merupakan suatu implementasi tertulis yang berupa langkah-langkah tindakan yang harus dilaksanakan dari pengkajian yang telah dilaksanakan. Yang meliputi bimbingan istinja, bimbingan wudhu, bimbingan tayamum, dan bimbingan shalat.
c.    Teknik bimbingan yang harus dikuasai oleh mursyid
1.      Penerimaan (acceptance), sebagai penghargaan yang positif, membuka diri, memberikan suatu bentuk perhatian kepedulian (respect) kepada pasien.
2.      Pemahaman (understanding), pembimbing memberikan suatu kecendrungan dengan menyelami dan mempelajari tingkah laku, pikiran, perasaan pasien sedalam mungkin.
3.      Kesejatian dan keterbukaan (authenticity),  untuk dapat memuaskan perasaan pasien, kedua istilah ini menjadi suatu pengungkap kualitas yang esensial sebagai pembimbing.
2.    Saran
Untuk mengefektifkan proses belajar mengajar dalam hal ini yang berhubungan dengan mata kuliah berbobot praktik, kelengkapan sarana dan prasarana sangatlah dibutuhkan. Selain itu antusias mahasiswa harus tinggi demi tercapainya tujuan dari mata kuliah tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Zainal, Isep Arifin. BIMBINGN PENYULUHAN ISLAM (Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam). Jakarta : Rajawali Pers, 2009.
Standar operasional prosedur (SOP) AKPER Aisyiah

Standar operasional prosedur (SOP) RSUD Al-Ihsan Prov. Jawa Barat